15
gr bunga tapak dara, 30 gr rumput lidah ular, direbus dengan 600 cc air hingga
tersisa 200 cc, lalu disaring dan diminum airnya (tetap konsultasi ke dokter)
Efek Yang Tidak Diinginkan
Pertama,
setelah pemakaian vinblastine, biasanya terjadi penurunan sel darah putih
(leucopenia) dengan tingkatan yang bervariasi dan kembali seperti semula dalam 1-2
minggu setelah penghentian pemakaian obat. Efek terhadap sel darah merah dan
platelet sangat kecil. Sejumlah pasien dapat timbul gangguan nafsu makan dan
reaksi pencernaan lainnya seperti mual, muntah, kesulitan buang air besar, dan
beberapa timbul gangguan neurologis seperti susah tidur, sakit kepala, depresi
mental, sensasi yang abnormal, dan kehilangan reflek dalam.
Kedua,
keracunan vincristine bermanifestasi pada system saraf dengan gejala sensasi
abnormal, rasa kebas pada tungkai, rasa sakit, kehilngan reflek dalam, rasa
lemah, gangguan pergerakan, serak, kelumpuhan kelopak mata (ptosis),
penglihatan kembar (diplopia), dan lain-lain. Dua puluh persen penderita
menjadi botak (alopecia), juga menghambat system pembuatan sel darah,
hemoglobin, platelets dan sel darah putih menurun 1-2 mg setelah pemakaian obat
ini. Hambatan terhadap system hematopoliesis (pembuatan sel darah), relatif
ringan dibandingkan dengan anti obat kanker lainnya.
Catatan:
Pertama,
tumbuhan obat ini mengandung komponen aktif, vinblastine dan leurocristine
(vincristine) yang berkhasiat anti kanker pada leukemia 1534, leukia 1210, AKR
leukemia, Ehrlich ascetic liver carcinoma dan walker carcinoma 256. Komponen
ini menghentikan mitosis sel kanker pada metaphase.
Kedua,
di luar negeri, herba tapak dara ini dibuat obat suntik, yaitu Vincristine
injeksi dan Vinblastine injeksi.
Ketiga,
wanita hamil dilarang menggunakan tanaman obat ini.
Keempat,
setiap pengobatan dilakukan secara teratur. Untuk penyakit yang serius tetap
konsultasikan ke dokter.
Referensi:
Prof
Hembing, Ensiklopedia Milenium Tumbuhan Berkhasiat Obat Indonesia, Cet 1, 2000,
(Jakarta: Prestasi Insan Indonesia), h. 156
COMMENTS